DI MANA ADA RELIGIUS, DI SITU ADA SUKACITA
Sabtu sore, 18 April 2015 terlihat pemandangan berbeda di Biara Providentia Suster Klaris Kapusines Singkawang. Bila dalam keseharian biara mereka tertutup untuk dunia luar, tetapi kali itu ‘rumah’ mereka terbuka untuk anggota Kefas. Siapa itu Kefas? Kefas adalah Keluarga Fransiskan-Fransiskanes Singkawang yang terdiri dari Suster SFIC, Bruder MTB, Saudara Kapusin, Suster Klaris Kapusines dan OFS (Ordo Fransiskan Sekular). Sebanyak 55 orang anggota Kefas ingin menyepi di Biara Providentia dan merenungkan panggilan hidupnya dalam semi rekoleksi yang dipandu oleh P. Paulus Toni, OFMCap.
Semi rekoleksi kali ini terasa istimewa karena dibuka terlebih dahulu dengan pembaharuan janji setia Saudara Fransiskan-Fransiskanes kepada Tuhan dan Gereja. Melalui janji ini anggota Kefas diingatkan kembali akan komitmen yang pernah mereka janjikan baik kepada Tuhan maupun kepada Gereja. Acara pembaharuan janji dilanjutkan dengan semi rekoleksi yang dilaksanakan dalam rangka mengisi Tahun Hidup Bakti 2015 sebagaimana dicanangkan oleh Paus Fransiskus. Dengan bahasa yang sederhana dan runtut P. Toni menguraikan sari pati surat dari Paus Fransiskus. Secara garis besar pesan Paus dijabarkan dalam tiga hal. Pertama, melihat masa lalu dengan rasa syukur. Pada bagian ini P. Toni mengajak anggota Kefas untuk kembali menyampaikan syukur atas karisma yang diwariskan oleh pendiri Ordo atau Tarekat. Kedua, memanggil anggota religius untuk menjalani saat ini dengan penuh semangat. Apa yang dihidupi oleh pendiri ordo dan tarekat ingin diaktualkan untuk masa sekarang. Ketiga, merangkul masa depan dengan penuh harapan. Kesulitan yang dihadapi di masa yang akan datang perlu dilihat dalam terang rahmat Tuhan. Bahwa selalu ada harapan karena penyertaan Tuhan sendiri.
Pada sesi berikut P. Toni mengajak anggota Kefas untuk saling berbagi tentang relevansi dari pesan Paus ini dengan nilai-nilai fransiskan yang sedang dihidupi. Dengan antusiasme yang tinggi masing-masing kelompok membagikan pengalaman mereka sebagai keluarga fransiskan. Sebagai penutup P. Toni menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus: “Di mana ada religius, di situ ada sukacita.” Semoga demikian adanya. (Gathot)