BERBICARA PADA HENINGMU
Di atas hamparan bukit kecil dengan segala sunyinya
Basah dingin curam membaca
Setiap syair bermekar kuntum
Tetaplah mekar
Berjalanlah sampai pagi menyentuh heningmu
Kan selalu ada puisi yang menemani dirimu
Di balik bulan purnama terdapat kawanan bintang
Pejamkanlah matamu
Rasakan dengan hatimu
Rasakan hangatnya setiap kedip cahaya
Semua perwujudan cinta
Hati yang luas bagaikan langit
Masalah hadir bagai halilintar
Mampukah kilatan itu meninggalkan luka pada dada langit?
Waktu bagaikan tamu
Setelah lewat dia tak akan kembali
Tertinggal hanyalah memori
Hati sekuntum mawar
Merawat luka seperti menyentuh duri ditangkai bunga
Sentuhlah dengan lembut dan hati-hati
Maka tak akan ada yang terlukai
Ingatlah
Bahwa kita mampu merawat luka dengan sabar
Maka luka akan terobati
Dengan satu kalimat yang indah Gibran sang Penyair Lebanon pernah menuliskan;
"Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa, semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan"
Aku tidak dapat menjelmakan kalimat yang indah
Seperti yang kamu minta pada pujangga
Namun satu bait ingin aku titipkan di bukit sunyimu yang teduh
Pahamilah duka seperti memahami suka
Usaplah kesedihan serupa dengan membelai kesenangan
Terimalah kehidupan secara utuh
Inilah kebahagiaan.
(Goresan Pena : Herry Kusuma)
0 komentar:
Posting Komentar