Gereja Katolik St. Fransiskus Assisi Singkawang
Jl. P. Diponegoro No. 1 Singkawang
18 Des 2015
8 Des 2015
RANGKAIAN BAKTI SOSIAL MENYAMBUT “NATAL 2015”
Selasa, Desember 08, 2015
Liputan Khusus
RANGKAIAN BAKTI SOSIAL MENYAMBUT “NATAL 2015”
SEKSI SOSIAL DPP GEREJA SANTO FRANSISKUS ASSISI SINGKAWANG
google images.jpg |
Bekerja sama dengan WKRI, Legio Maria, Santa Monica, OMK dan PMI menyelenggarakan :
1. POSKO NATAL (5 Desember 2015 - 16 Desember 2015)
(Pukul 08.00 -12.00 WIB )
Bentuk Sumbangan : pakaian layak pakai, sembako dan lain-lain
Bertempat : Sekretariat Paroki
2. DONOR DARAH (20 Desember 2015/Setelah Misa Kedua)
Door Price :
Bagi yang beruntung (10%) dari peserta punya kesempatan mendapatkan scaling (pembersihan karang gigi) Geratis!!!
Bagi yang beruntung (10%) dari peserta punya kesempatan mendapatkan scaling (pembersihan karang gigi) Geratis!!!
Bertempat : Gereja Santo Fransiskus Assisi
3. BAZAR ( 13 Desember 2015 & 20 Desember 2015)
Menjual aneka makanan dan minuman, aksesoris natal dan liturgi, buku rohani
dan lain sebagainya.
dan lain sebagainya.
Bertempat : Gereja Santo Fransiskus Assisi
4. KUNJUNGAN KASIH Rumah Sakit Alverno (27 Desember 2015)
Dimulai dengan Misa 06.00 WIB (Gereja Rs. Alverno)
Betempat : Jl. Gunung Sari No.70 Singkawang
5. NATAL BERSAMA BAPAK USKUP DI LAPAS (30 Desember 2015)
NB : Buat teman-teman yang ingin memberikan donasi berupa bentuk sumbangan untuk kegiatan ini ataupun ingin terlibat langsung, bisa menghubungi Tim Redaksi Buletin. (Hermanto Halim: 0822 5064 2350 / 0812 5601 017)
Terima Kasih, Tuhan Yesus memberkati.
28 Nov 2015
RENCANA BANTUAN OLEH BAKAMLA-RI
Sabtu, November 28, 2015
Liputan Khusus
RENCANA BANTUAN OLEH BAKAMLA-RI
Singkawang, Selasa, 24 November 2015. Bertempat di pastoran Singkawang, pihak Paroki Singkawang kedatangan tamu istimewa dari Deputi Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla-RI). Kedatangan rombongan dari Jakarta dipimpin oleh Ibu Fenda yang merupakan rangkaian perayaan ulang tahun Bakamla-RI ke 43 ini serta merta menyampaikan rencana kunjungan dan pemberian bantuan langsung berupa bingkisan kepada anak-anak Sekolah Minggu yang akan dilaksanakan pada Desember 2015. Rombongan diterima langsung oleh Pastor Paroki, Stephanus Gathot Purtomo, OFM, Cap, dan pengurus Dewan Paroki. (RS)
15 Nov 2015
Menunggu Dan Merindu
Minggu, November 15, 2015
Cakrawala
Menunggu Dan Merindu
Karya Pena : Sr. Maria Magdalena OSCCapGoogle Images.jpg |
Maria, Engkau penuh rahmat Allah
Engkau, satu-satunya wanita yang istimewa
Engkau, dipilih menjadi Bunda
Sang Juru Selamat dunia
Maria Engkau tangkai Gloria Allah
Tundukkan ranting bahagiamu
Sharingkan kelimpahan kurniamu
Buah Roh Kudus bersemayam tentram dalam rahimmu
Maria, hantarkan aku ke Putramu
Bagaikan matahari dalam jiwaku
Menyoroti setiap sudut kegelapanku
Hingga terang merekah dihidupku
O, Yosef setiawan
Kau buah kearifan Allah
Pengasuh mulia keluarga kudus
Bapa sahaja yang tulus
Mempelai Bunda Allah yang suci
Pendamping Maria Perawan murni
Pecinta kesederhanaandan rendah hati
Bapak bijaksana dan teguh hati
Terpujilah Maria, Yosef, orang tua yang kudus
Engkau menyiapkan dan menantikan putramu
Penuh cinta kasih, mencari perteduhan dan penampungan
Untuk kedatangan, kehadiran, kelahiran putramu
Datanglah Tuhan, Juru Selamat dan Penebusku
Betapa hamba rindu, menunggu dan menantiMu
Penuh harap, siap siaga dan berjaga-jaga
Menyambut kedatanganMu O, Juru Selamatku
Kusadari tak layak dan tak pantas
Jiwaku yang miskin, papa dan hina
Hidupku yang lemah dan rapuh
Kotor oleh noda dosa
Ku tetap siap sebuah tempat
Persinggahan, perkemahan, penampungan, dan perteduhan
Dikala Maria dan Yosef mencarinya
Untuk kelahiran Juru Selamat dan Penebus dunia
O, Maria dan Yosef
Sudilah singgah, berkemah dan tinggalah
Di jiwa, hati dan hidupku
Inilah aku, apa adanya aku
Supaya paduan kudus ada di jiwaku
Sang kanak-kanak suci mencuci hatiku
Anak Kudus Maha Tinggi meraja dihidupku
Bayi Ilahi menjadi kedamaian dan keselamatanku
6 Nov 2015
“Per Mariam Ad Jesum!”
Jumat, November 06, 2015
PPA
“Per Mariam Ad Jesum!”
“Per Mariam Ad Jesum!”
Hari libur adalah hari yang begitu didambakan bagi semua orang. Pada malam hari sebelum hari libur ada banyak hal yang biasa dilakukan, seperti berkumpul bersama keluarga, menonton film, main game sepuasnya, dan sebagainya. Bahkan, mungkin ada yang tidak melakukan kegiatan yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan iman mereka, contohnya yaitu berdoa.
Maka pada hari Senin, 13 Oktober 2015 PPA (Putera - Puteri Altar) mengadakan sebuah agenda baru, bersama Pastor Gathot dan Pastor Marius, untuk berdoa Rosario bersama di depan Goa Maria Paroki pada pukul 18.00 wib dalam rangka Bulan Rosario dan keakraban antar anggota serta mengenang peristiwa Mukjizat Matahari yang ke 98 tahun di Fatima, Portugal (13 Oktober 1917) “Besokkan libur, jadi tentu dong teman - teman semua punya waktu. Kita manfaatkan waktu luang kita ini untuk berdoa Rosario bersama-sama dan kita berdoa bagi perdamaian dunia, seperti yang Bunda Maria pesankan kepada kita semua.” Sekilas kata sambutan yang saya sampaikan untuk membuka agenda kami pada hari itu.
Acara doa Rosario pun berjalan dengan khidmat. Semua yang hadir tampak khusyuk saat mendasarkan butir-butir Salam Maria, sambil mengenang peristiwa gembira yang memang dianjurkan pada hari itu. Setelah selesai berdoa Rosario, Pastor Gathot memberi berkat kepada semua yang hadir pada malam itu. Kemudian acara dilanjutkan dengan foto bersama di depan Goa Maria dan pembagian snack.
Setelah foto bersama, Pastor Marius diminta kesediaannya untuk memberikan renungan maupun pesan - pesan kepada kami yang hadir pada malam itu. Beliau berkata “Doa Rosario adalah salah satu kesukaan dari Bunda kita. Disaat kalian berdoa Rosario, dari doa-doa Salam Maria yang kalian ucapkan, kalian telah memberikan rangkaian mawar yang harum kepada Bunda Maria, dan tentu ia akan menerima mawar-mawar yang telah kalian berikan kepadanya.”
Selain memberikan arahan, beliau juga menceritakan sebuah kisah yang sangat menarik tentang salah satu kisah peristiwa ajaib dari berdoa Rosario. Kisah yang beliau ceritakan adalah penetapan tanggal 7 Oktober sebagai hari raya Santa Maria Ratu Rosario yang dilatarbelakangi oleh kemenangan pasukan Kristen melawan pasukan Islam Turki yang kala itu hendak merebut Eropa. Semua yang hadir begitu tertarik dengan cerita yang beliau sampaikan. Untuk mengakhiri kisah yang diceritannya, beliau berkata “Oleh karena itu, kalian jangan malu-malu atau malas untuk mempersembahkan mawar - mawar kepada Bunda Penyelamat kita. ‘Per Mariam Ad Jesum’ yang artinya melalui Maria sampai kepada Yesus!” (Nicolas Gratia Gagasi)
Beata Magdalena Martinenggo
Jumat, November 06, 2015
Cakrawala
Beata Magdalena Martinenggo
Google Images.Jpg |
Beata Magdalena dibaptis dengan nama Margareta Martinenggo. Dia adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan Leopardo Martinenggo Graf dan Margarita Seccly. Dia dibaptis pada usia 5 tahun dan pada usia 10 tahun ia tinggal di Biara Ursulin untuk menerima pendidikan dan pengetahuan. Selama berada di Biara dia hidup dalam kesunyian, kehidupan batinnya mendalam dan siang malam berdoa. Dia sering berlutut di depan Salib sambil memegang salib ditangannya dan menciumnya. Dengan cara yang polos dia berbicara dengan Yesus berjam-jam lamanya, kadang-kadang ia minta ampun atas dosa-dosanya dan dilain kesempatan ia mohon agar dipenuhi cinta Ilahi.
Terkadang dia minta agar disalibkan bersama Yesus dan sering juga dia mempersembahkan dirinya sebagai kurban pelunas bagi kaum pendosa. Pada usia 10 tahun dia mengikat diri kepada Yesus hidup dalam kesucian sebagai mempelai satu-satunya, baginya mencintai Yesus harus juga mencintai Salib dan mahkota pengantin baginya adalah mahkota duri. Sejak kecil dia sudah menjumpai salib dalam hidupnya. Salib itu antara lain:
- Dia sering diganggu oleh setan yang mengejutkan dengan macam-macam bayangan.
- Dia pernah dilempar ke jalan oleh kuda yang ditumpanginya.
- Kegelisahan merenggut kedamaian dalam hatinya ketika dia menjatuhkan hosti pada komuni pertama, sehingga dia mengambil hosti itu dengan lidahnya, dia menganggap itu sebagai siksaan atas dosa-dosanya.
- Di Asrama dia pernah menghadapi tantangan besar yakni dijauhkan dari menyambut komuni.
- Ketika dia mengucapkan janji setianya dengan maksud untuk menjaga kesucian jiwa-raganya untuk Yesus, maka banyangan yang tak senonoh meliputi jiwanya bagaikan segumpal awan yang gelap gulita.
- Dengan peristiwa itu dia kawatir akan mengalami hukuman abadi.
- Kadang-kadang gelombang badai sedemikian hebat mengamuk sampai-sampai mendorong dia mengutuki Tuhan dan ingin bunuh diri.
Malam gelap itu dialaminya selama 3 tahun. Saat dia mengalami malam gelap, Ayahnya merencanakan pernikahannya. Dia pernah membicarakan hal ini pada seorang Imam tetapi Imam itu tidak mengerti akan pergumulannya. Menghadapi tawaran Ayahnya dia menjadi terombang-ambing. Dalam situasi itu malaikat pelindungnya berbisik dalam telinganya agar dia memilih Yesus. Mendengar bisikan itu dia pergi ke Kapel dan berdoa lama sekali sampai matahari terbit lagi dalam hatinya yang gelap gulita itu.
Akhirnya dia sadar bahwa cinta Ilahi yang harus dipilih dan dikejar. Dengan segenap hati dia memeluk salib sambil berjanji bahwa dia akan mengabdikan dirinya kepada Yesus melalui ordo yang keras cara hidupnya. Sejak saat itu hatinya diliputi kegembiraan dan dengan penuh damai dia pergi tidur. Malam itu dia bermimpi: Didepan tahta Santa Perawan Maria dia melihat Santa Theresia Avila dan Santa Klara Assisi saling memperjuangkan dia untuk memilih hidup mereka. Sementara itu Santa Perawan Maria memberi keputusan bahwa Margareta sungguh dipilih untuk masuk biara Kapusines, maka mimpi itu hilang.
Pada tahun 1704 Margareta meninggalkan rumah orangtuanya yang serba mewah itu guna memulai masa percobaan sebelum masa pendidikan novisiat resmi. Sungguh mengagumkan bahwa Margareta ternyata bertekun meskipun jiwanya mengalami kekeringan padang gurun. Dalam situasi itu, Ayahnya datang dan mengajaknya keluar dari biara dan dia mengikuti keinginan Ayahnya. Ayahnya mengajaknya melancong keseluruh negeri Italia, Milan, Lombardi dan Venesia. Di Venesia mereka menginap dirumah pamannya. Pamannya memperkenalkan dia pada putra seorang senator. Putra senator itu berusaha menarik perhatian Margareta yang acuh dan tetap dingin. Dan akhirnya ia tergoda juga akan cinta duniawi. Daya tarik untuk menikah semakin kuat tetapi kadang ia ingat akan janjinya pada kaki salib Yesus di Brescia. Dia berlutut di kamarnya dan berdoa. Pada akhirnya hanya satu doa yang keluar dari hatinya yaitu: ”Tuhan selamatkanlah saya, saya binasa”. Dia menyesali perbuatannya dan pada tanggal 8 september 1705 ia masuk biara Kapusines lagi dan pada tahun 1707 dia mengucapkan profesi kekalnya.
Pada Masa Novisiat dalam Kapitel dia ditolak karena berbagai tuduhan yang dilontarkan pemimpinnya. Penolakan itu membuat Margareta mengalami pergolakan yang luar biasa hebatnya. Dia merasa bahwa Tuhan tidak mau menerima kurbannya dan berbagai hal muncul dalam pikirannya. Dia mencari pertolongan kepada bapa pengakuan namun semua sia-sia. Situasi ini juga membuatnya semakin tekun berdoa, melakukan tapa sampai dia jatuh sakit. Dalam kapitel yang kedua, suatu mujizat terjadi, hal ini diakui oleh semua suster dan berkat karya Roh Kudus dia diterima untuk mengucapkan kaulnya. Semua suster memandang bahwa bukan si novis yang salah tetapi pemimpinnya. Kemudian pemimpin novisnya diganti.
Ketika menerima jubah ia membayangkan kepalanya dipenggal dan diletakkan di kaki salib. Margareta tetap setia, dia tidak mengikuti kehendaknya tetapi memperhatikan apa yang suster harapkan dari dia. Semua pekerjaan ia lakukan dengan hati gembira dan wajah berseri. Dia semakin maju dalam kesempurnaan. Dia pernah berjanji bahwa ia akan selalu berpikir dan berkata serta berbuat apa yang lebih sempurna. Dia memandang keutamaan sebagai berikut:
- Kerendahan hati, kesabaran dan cinta kasih.
- Doa yang terus menerus, kesamadian bermatiraga dalam segala hal, memanggul setiap salib dengan hati gembira.
- Selensium, hidup dihadirat Tuhan dan
- Penyangkalan kehendak diri.
Inilah yang dipersembahkan kepada keagungan Tuhan. Dikemudian hari dia menjadi Abdis, penjaga pintu dan pemimpin novis. Dia sering mendaraskan doa St. Paulus “Tuhan Yesus berikanlah saya penderitaan dan kasihanilah kami pendosa”.
Pada tahun 1728 dia jatuh sakit, hatinya terdorong untuk mengaku dosa, pengakuannya diiringi dengan tangisan dan banyak keluhan sehingga tidak dapat menyelesaikan pengakuannya dalam satu hari. Oleh karena itu Bapa pengakuan menunda absolusinya sampai keesokan harinya. Malam itu dia dilewatinya dengan doa, dia berlutut pada kaki altar didepan Sakramen Mahakudus dan memohon kerahiman Yesus. Tiba-tiba dia melihat Yesus berdiri didepannya mengenakan pakaian seorang Imam dan menaruh tangannya diatas kepala Magdalena dan berkata:”Anakku segala dosamu Kuampuni.” Penglihatan itu menghilang. Dia mengalami kebahagiaan surgawi dan pagi berikutnya dia menerima absolusi. Magdalena seumur sangat menghormati Ekaristi suci.
Peristiwa berikut adalah bukti bahwa ia menghormati Tuhan dalam Komuni suci. Dia pernah menyantap hosti yang dimuntahkan oleh seorang Novis sebab dia melihat Yesus didalam hosti suci itu. Pada suatu hari ketika Don Yoanes Baptist Moreti membagikan komuni suci kepada para suster maka dengan tiba-tiba Hosti itu melayang dari tangannya langsung menuju ke lidah Magdalena. Dengan komuni seringkali dia merasa dikuatkan dari sakitnya. Pada tanggal 27 Juli 1736 dia menerima sakramen minyak suci, dia merasa lemah dan sambil tersenyum dia menundukkan kepalanya dan meninggal. Ia digelar beata pada tanggal 3 Juni 1900 oleh Paus leo XIII.
Sumber: Dari buku orang kudus dalam bahasa Belanda terjemahan Indonesia oleh suster OSC Cap, Diringkas oleh Sr.M. Agnes OSC Cap.
Langganan:
Postingan (Atom)